Rabu, 31 Desember 2008

Muhammad Saw.

Wahai seluruh manusia, telah dating kepadamu sekalian bukti kebesaran dari Tuhanmu (yakni Muhammad), dan telah kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (QS 4: 174)

Muhammad saw. telah menjadi buki kebenaran. Beliau dilahirkan dalam keadaan yatim dan dibesarkan dalam keadaan miskin, takpula pandai membaca dan menulis, serta hidup dalam lingkungan yang terbelakang.Namun tak sedikitpun faktor negatif tersebut berdampak pada dirinya. Bahkan sebaliknya, beliau dinilai oleh banyak ahli dari berbagai disiplin ilmu dengan beraneka macam tolok ukur sebagai manusia terbesar dalam sepanjang sejarah kemanusiaan.
Thomas Carlyle dengan tolok ukur ”kepahlawanan”, Marcus Dods dengan ”keberanian moral”, Nazmi Luke dengan ”metode pembuktian ajaran”, Will Durant dengan ”hasil karya”, dan Michael H hart dengan ” pengarh yang ditinggalkannya”. Kesemua ahli non-muslim ini – dan masih banyak yang lainnya walaupun dengan tolok ukur berbeda-beda – sependapat bahwa Muhammad saw. adalah manusia luar biasa. Namun demikian beliau adalah orang yang sangat sederhana.
Harta Nabi yang paling mewah adalah sepasang alas kaki berwarna kuning, hadiah dari Raja Abissinia, Negus. Beliau tinggal di sebuah pondok kecil beratap jerami yang kamar-kamarnya dipisahkan oleh betang-batang pohon disekat oleh lumpur bercampur kapur. Beliau sendiri yang mengepel lantai, menyalakan api, memerah susu, dan menjahit alas kakinya yang putus. Santapannya yang paling mewah – walaupupun jarang dinikmati – adalah segelas madu, susu, dan lengan kambing. Demikian keadaan beliau meskipun sudah menjadi penguasa seluruh jazirah Arabia.
Perilakunya secara umum tenang dan tenteram, dengan senyum yang sangat memikat (bahkan dalam hal-hal tertentu beliau lebih pemalu dari gadis-gadis pingitan), kendati itu semua tak mengurangi kegagah-beraniannya. Kemampuan intelektualnya tak diragukan, imajinasinya sangat tinggi, dan ekspresinya sangat dalam. Beliau dikenal sebagai seniman bahasa di kalangan para sastrawan. Di atas semua itu, pengabdiannya pada Tuhan, serta keyakinannya atas kehadiran-Nya tak pernah sedikitpun terabaikan.
Demikian terumpul secara sempurna empat tipe pribagi manusia agung: pekerja, pemikir, pengabdi, dan seniman.
Akhlak pergaulannya sangat luhur. Diulurkan tangannya untuk bersalaman, dan tak dilepaskannya sebelum yang dijabat melepaskannya. Beliau tak pernah mengulurkan kaki di hadapan teman-temannya yang sedang duduk. Beliau berjalan dengan penuh dinamisme, seolah turun dari dataran tinggi. Belia menoleh dengan seluruh badannya, menunjuk dengan seluruh jarinya, dan berbicara pelan dengan dialek mitra bicaranya sambil ssekali menggigit bibir, menggelengkan kepala, dan menepuk-nepuk dengan jari telunjuk ke telapak tangan kanannya.
Cetusan yang paling buruk dalam percakapannya adalah: ”Apa yang terjadi pada orang itu? Semoga dahinya berlumuran lumpur.”
Seorang Muslim akan kagum kepadanya dengan kekguman berganda. Skali waktu memandang dengan kacamata agama, sekali waktu dengan kacamata kemanusiaan. Mustahil rasanya, mereka yang benar-benar mempelajari kehidupan dan karakter manusia ini hanya akan sekedar kagum dan hormat paanya. Beliau adalah bukti kebenaran dan hakikat Wujud Yang Mahabenar. Semoga rahmat Illahi selalu tercurah pada Beliau.
(dari Lentera Hati – M Quraish Shihab)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar